Judul : The Lone Samurai, Kehidupan Miyamoto Musashi

Penulis : William Scott Wilson

Penerbit : Gramedia

Tahun : 2006

Buka-buka file lama, saya menemukan catatan singkat mengenai buku biografi Musashi. Sebenarnya saya ingin membaca novelnya, “Musashi” yang ditulis oleh Eiji Yoshikawa. “Musashi” adalah sebuah novel epik yang tebal. Dan mahal−waktu itu, untuk ukuran kantong mahasiswa. Sebagai alternatifnya, saya menemukan versi biografinya yang ditulis William Scott Wilson.

Menurut saya, isinya bagus sekali, bercerita tentang kehidupan ahli pedang yang paling disegani dalam sejarah Jepang. Dan, selain berbagi semangat juang, beberapa pesan-pesannya yang sarat makna masih relevan hingga saat ini.

Yang unik Musashi pernah menulis, “Jika sampai pada cinta, jangan menulis puisi.” Meskipun terdengar aneh, ungkapan ini adalah salah satu favorit saya. Kata-kata itu sekaligus menggambarkan diri Musashi : aneh, kontroversial, tapi ahli.

Musashi melatih intuisinya pada tingkat sedemikian rupa sehingga ia tidak mengandalkan teknik dan senjata. Penggunaan teknik dan senjata memang menjadi ciri khas aliran perguruan beladiri yang berkembang pada saat itu, tetapi di hadapan intuisi Musashi teknik dan senjata seperti takluk dengan cara yang indah.

“Yang dibangun oleh Musashi dengan masa hidupnya sepanjang enam puluh satu tahun adalah sebuah legenda dan idealisme bagi bangsa Jepang−yang tidak ada padanannya dalam dunia barat…Semua itu terlepas dari fakta bahwa Musashi tidak pernah dengan sengaja berusaha mengubah sejarah ataupun mempengaruhi kebudayaan tersebut…” (William Scott Wilson)

“The Lone Samurai adalah biografi monumental Miyamoto Musashi, tokoh Jepang legendaris yang termasyhur sebagai master pedang, pencari kesempurnaan spiritual, dan penulis kitab lima lingkaran. Gambaran memukau seorang pemberani bertekad baja muncul di halaman-halaman buku ini..” (Gramedia)

Saya yakin bahwa setiap pejuang mempunyai kisahnya sendiri. Saya yakin, termasuk kita. Selamat membaca. (sam)