You are currently browsing the tag archive for the ‘Tazkiyatun Nafs’ tag.

Hati Sebening Mata Air : Bahasa Mudah Dipahami Dan Tidak Menggurui

Judul Buku : Hati Sebening Mata Air

Pengarang : Amru Khalid

Penerbit : AQWAM

Tebal Buku : 264 hal

Tahun Terbit : 2006

Buku yang berjudul “Sebening Mata Air ”, merupakan buku terjemahan dari Mesir. Buku yang berjudul aslinya Islahul Qulub, membahas permasalahan yang sering muncul di kehidupan sehari-hari. Terdapat 10 bab pembahasan dalam buku ini. Diataranya tentang Ikhlas, Riya’, Taubat, Tawakal, Cinta Haaba Pada Allah, Cinta Allah Pada Hambanaya, Tanda-tanda Cinta Allah KepadaHambanya, Mengendalikan Diri, Jalan Menuju Surga, dan terakhir Takut Kepada Allah. Dalam pembahasan setiap permasalahan babnya disertai dengan Hadist-hadist dan ayat-ayat pendukung serta beberapa conto cerita sahaat Rosul.

Buku yang ditulis oleh Amru Muhammad Hilmi Khalid, itu nama aslinya, mempunyai gaya tersendiri dalam penulisannya. Dengan gaya bahasa yang tidak terkesan menggurui, Amru Khalid, nama singkatnya, membuat kita merasakan sesuatu yang diharapka olehnya terjadi saat kita membaca buku ini. Setiap kata yang dirangkai membentuk kalimat yang embuat kita merenungi segala perbuatan kita baik yang sudah lampau atau yang sedang kita lakukan sekarang serta langkah apa yang akna kita lakukan unuk masa depan. Sebuah kalimat pengingat tentang perilaku kita itulah yang ia coba sajikan dalam buku ini. Semisal pada halaman 64 tentang sub bab Lalai Dengan Tujuan Penciptaan.

……………

Sufyan ats-Tsaury ra.,tabi’in yang menimba ilmu dari sahabat, berkata, “suatu hari aku duduk-duduk menghitung dosa-dosaku. Lalu aku berkata pada diriku,’Kau akan bertemu Allah, wahai Sufyan, Dia akan menanyakan padamu dosa dei dosa’.”

Bayangkanlah siapa Abu Sufyan? Ia seseorang Imam Tabi’in. Lalu berapa kali kita menghitung dosa yang kita lakukan?

Lalu ia berkata lagi dirinya, “Inikah yang kau ingat, Wahai sufyan. Bagaimana dengan yang Allah ingat, dank au melupakannya? Bertaubatlah sebelum kau bertemu Allah.”Lalu, ia berkata lagi,”Akupun duduk mengingat-ingat umurku setahun dei setahun. Lalu berdiri santai, aku merasa tenang.”

Pernahkah kita mengingat waktu awal kedewasaaan kita mengingat waktu kedewasaan kita, dan bertaubat dari dosa masa kecil? Tahun pertama kita telah betaubat, lalu bagaimana dengan tahun-tahun berikutnya? Sudahkah kita bertaubat dari dosa yang telah kita lupakan?

…………………………………..

Dari cuplikan diatas mengngatkan kita akan dosa kita yang telah lampau baik yang masih kita ingat maupun yang telah kita lupakan dan hanya Allah yang masih mengetahuinya. Suatu kalimat yang mengajak kita untuk merenungi perilaku kita dan tidak terkesan untuk menggurui.

Dari buku ini terdapat berbagai petuah dan moivasi untuk menjalani hidup menjadi lebih baik dan melakukan sesuatu dengn sebaik-baiknya sesuai dengan yang telah diajarkan Allah melalui utusannya. Dengan kalimat yang ringan mudah dipahami dan berbagai contoh memperjelas kalimat pesan dari Amru Khalid. Pria kelahiran mesir ini membuat buku ini unggul dari segi bahasa yang mudah untuk dipahami dan dimengerti maksud penulisan buku ini. Selain tiu dengan hadist dan ayat-ayat penunjang menambah wawasan terhadap topic pembahasan.

Daftarkan email Anda untuk berlangganan artikel terbaru dari Rumah Baca Cendekia

Join 26 other subscribers

Resensi Yang Lain

Kunjungan

  • 41,543 kali