You are currently browsing the tag archive for the ‘Keuangan’ tag.

The Rich Plan

Judul : The Rich Plan
Penulis : Supardi Lee
Penerbit : Pustaka Inti, Bekasi
Cetakan : Pertama, Agustus 2007
Tebal : xiv + 168 hal

Bagi sebagian orang,  “kaya” sering diartikan sebagai kepemilikan terhadap harta yang melimpah. Uang, rumah, mobil adalah  indikator yang digunakan untuk  mengukur apakah seseorang dianggap kaya atau tidak. Sudut  pandang demikian mungkin yang umum dipahami oleh sebagian kita. Memang tak sepenuhnya salah, hanya akan menjadi bermasalah jika kita tidak bisa melihatnya secara utuh. Jika semata-mata kaya didasarkan kepada materi atau hal-hal yang bersifat fisik , orang tidak mampu menggali atau melupakan hal-hal di luar ukuran tersebut, yang dapat melengkapi hidupnya, menjadi semacam penyeimbang sehingga seseorang menjadi bahagia.

Menurut Supardi Lee, kaya yang sejati didefinisikan berdasarkan 5 parameter :
Kaya secara fisik
Kaya secara fisik berkaitan dengan kepemilikan barang-barang fisik. Seperti yang telah dicarakan sebelumnya, ukurannya bisa seperti uang, rumah, mobil dan sebagainya.
Kaya secara finansial
Secara finansial, seseorang dikatakan kaya bila:
Total aset > total utang
Pendapatan terus meningkat
Rasio kekayaan > 1
Yang dimaksud  rasio kekayaan adalah perbandingan antara rata-rata pendapatan dengan rata-rata pengeluaran
Kaya secara mental
Seseorang  yang dikatakan kaya jika dapat mempertahankan kualitas mentalnya seiring peningkatan kekayaan fisik dan finansial. Sebagai contoh  lain semakin kaya seseorang, semakin seseorang tersebut disiplin, rendah hati. Tidak sebaliknya, menjadi malas dan sombong.
Kaya secara sosial
Indikatornya adalah derma. Salah satu filosofinya adalah  karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain.
Kaya secara spiritual
Kaya secara finansial menghubungkan uang dengan nilai-nilai spiritual yang kita miliki. Ketika aktivitas finansial kita mendatangkan pahala maka kita kaya, dan sebaliknya, ketika aktivitas finansial mendatangkan dosa, maka pada dasarnaya kita miskin.

Kaya sejati adalah kondisi dimana seseorang dapat memenuhi kelima parameter tersebut dalam dirinya. Jika ada salah satu saja atau beberapa tidak terpenuhi maka Supardi Lee menyebutnya sebagai paradoks kekayaan, berarti kekayaan kita belum sempurna. Siapapun  ingin menjadi kaya, maka seharusnya kita akan memilih kaya sejati.
Kita baru membuka satu tema dalam buku ini. Semakin membuka lembar demi lembarnya, kita akan menemukan tema-tema lain yang tak kalah menariknya. Supardi Lee melengkapinya dengan “Tiga Tipe Manusia” sehingga pembaca diarahkan untuk memilih tipe achiever.

Supardi Lee memberi gambaran 5 manajemen keuangan achiever:

  1. Memiliki pendapatan yang terus meningkat
  2. Berderma dengan tepat
  3. Menabung untuk berbagai keperluan
  4. Kelola utang dengan bijak
  5. Seimbangkan konsumsi kebutuhan dan kesenangan

Masing-masing memiliki fungsi dan saling keterkaitan antara satu sama lain. Jika ini dilakukan dengan baik, maka seseorang memiliki pengelolaan yang sehat.

Dan untuk praktisnya, buku ini dilengkapi dengan panduan praktis alokasi penggunaan keuangan sukses. Untuk mudahnya perhatikan tabel berikut ini:

Demikianlah buku ini, tentu saya tidak bisa merangkum semuanya. Baca buku ini. Semoga kita bisa semakin bijak memandang arti kekayaan dan mengelolanya dengan baik sehingga menjadi manusia yang bahagia dan mampu memberi manfaat kepada sesama dan lingkungan. Termasuk prioritas kita dalam menggunakan uang, yang sebelumnya konsumsi-utang-menabung-derma, menjadi derma-menabung-utang-konsumsi. Mengapa demikian? Sekali lagi, baca saja buku ini. Semoga bermanfaat. (sam)

Daftarkan email Anda untuk berlangganan artikel terbaru dari Rumah Baca Cendekia

Join 26 other subscribers

Resensi Yang Lain

Kunjungan

  • 41,545 kali