Judul : Wonderful Family

Penulis : Cahyadi Takariawan

Penerbit : PT. Era Adicitra Intermedia

Cetakan : IV, Februari 2014

Tebal : xxii + 250 halaman

Kalau ditanya kriteria buku yang bagus itu seperti apa, saya suka mengistilahkannya dengan 3M. M pertama adalah menyentuh. Maksudnya adalah menyentuh kebutuhan manusia. Ibaratnya orang datang ke toko buku dengan kebutuhan atau masalahnya masing-masing.  Ada orang yang memiliki masalah ekonomi, masalah keluarga, bisnis, pekerjaan dan masalah lainnya. Nah, buku itu hadir menjawab kebutuhan-kebutuhan tersebut. Ada buku tentang ekonomi, tentang keluarga, bisnis dan lainnya.

M yang kedua adalah menginspirasi. Setelah membaca buku, orang akan mendapatkan ide atau gagasan. Pengetahuan yang didapatkan dari buku memberikan inspirasi bagi pembacanya sampai menggerakkan untuk mengambil  tindakan berikutnya. Inilah yang saya maksud dengan M terakhir, yaitu menggerakkan. Menggerakkan dalam konteks tindakan yang lebih baik tentunya. Tahapan ini memang pada akhirnya kembali kepada masing-masing orang, tapi di sini penulis memiliki kontribusi atas lahirnya tindakan yang diambil pembacanya. Itulah hebatnya para penulis—sesuatu yang membuat saya dari  dulu kagum dengan mereka —menggerakkan orang lain untuk berbuat lebih baik, bahkan dengan begitu akan mendatangkan kebaikan-kebaikan berikutnya. Kebaikan-kebaikan yang bahkan bisa dirasakan jauh setelah kematian mereka.

Ada banyak buku bagus untuk dibaca sesuai dengan kriteria di atas. Di sini saya akan membahas satu buku lagi, melanjutkan kebiasaan-kebiasaan saya sebelumnya dengan harapan bisa mendatangkan  manfaat bagi para pembaca.  Wonderful Family, itulah bukunya, ditulis oleh Cahyadi Takariawan, penulis yang terkenal dengan buku-buku keluarga.

Di antara pembahasan dalam buku ini, saya menemukan benang merah yang mendasari terbentuknya keluarga yang hebat. Apakah itu? Keluarga hebat terbentuk karena visi yang kuat. Di buku ini Pak Cah—demikian penulis ini biasa dipanggil—memberikan nasehat agar visi tersebut didasarkan pada keinginan kita untuk bersama-sama menggapai surga.

Jangan berfikir ini terlalu jauh atau sesuatu yang muluk-muluk. Kalau kita meyakini keberadaan Tuhan dan hari lain setelah kematian kita, apalagi keinginan untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, visi ini memang seharusnya kita tanamkan kepada kita dan keluarga. Allah sendiri, saya yakin memerintahkan kita menikah dengan suatu tujuan, di antaranya adalah sebagai perangkat kita mencapai surganya. Menjalani hidup bersama pasangan kita memberi kesempatan kepada kita untuk melakukan berbagai hal yang dapat mendekatkan kita kepada pencipta.

Dengan memiliki visi yang kuat berarti kita memiliki pandangan tentang cita-cita yang ingin diraih di masa depan. Pun demikian dalam berkeluarga, visi ini yang bisa menjaga arah kita dalam membawa keluarga ini kepada tujuan akhirnya. Betapa mulianya tujuan manusia menikah. Itulah kenapa sampai Rasulullah SAW memberi perhatian serius terhadap pernikahan dan keluarga. Kiranya kita sudah sering mendengar nasehat-nasehat sebagaimana dikutip para ulama. Tapi jangan terlena, ada potensi kegagalan kita dalam berkeluarga, sehingga dalam Al-Qur’an Allah mengingatkan kita dengan jelas untuk menjaga diri dan keluarga kita dari siksa neraka.

Demikianlah pentingnya visi dalam keluarga. Orang mengatakan berumah tangga itu ibarat mengarungi bahtera di tengah-tengah lautan luas yang kadang tenang, kadang bergelombang. Semua kondisi tersebut butuh perhatian agar dapat dikelola dengan baik dan tidak membahayakan. Kalau kita memiliki visi yang kuat dalam berkeluarga setidaknya kita sudah memiliki modal utama dalam mengatasinya.

Visi tersebut kemudian harus diinternalisaikan kepada seluruh anggota keluarga. Berkeluarga banyak tantangannya. Begitu muncul masalah, semua akan kembali kepada  visi di awal. Ketika visi bisa disatukan, semua bisa saling mengingatkan. Siapa yang tidak menginginkan kondisi keluarga yang demikian, yang dipenuhi perasaan positif, rasa syukur, dan saling mengingatkan dalam kebaikan.

Kiranya demikian pembahasan dalam kesempatan ini. Ada banyak bab dalam buku ini sebenarnya. Silahkan dibaca bukunya. Semoga Allah menjadikan keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah, bahagia di dunia dan akhirat. Amin. (sam)

Bandung, 28 Agustus 2016.

Terima kasih istriku atas hadiah buku ini.

rindu-editJudul buku : Rindu

Penulis : Tere Liye

Penerbit : Republika

Cetakan : XII, Februari 2015

Halaman : ii + 544 hal

Tidak seperti ketika mengulas buku-buku lain, di sini saya mencoba merangkum beberapa bagian yang kata-katanya memiliki makna yang kuat, yang bisa jadi inilah pesan utama dalam novel ini.

Semua kalimat di bawah ini berasal dari tokoh utamanya yaitu Ahmad Karaeng, seorang ulama besar di Sulawesi pada zamannya, yang disampaikan kepada Ambo Uleng, Daeng Andipati atau bahkan merupakan isi hati Ahmad Karaeng sendiri, dalam perjalanan di atas kapal menuju tanah suci. Silahkan disimak.

***

“Tentu saja bukan perjalanan ini yang kumaksud. Meski memang jarak Pelabuhan Jeddah masih berminggu-minggu. Melainkan perjalanan hidup kita. Kau masih muda. Perjalanan hidupmu boleh jadi jauh sekali, Nak. Hari demi hari, hanyalah pemberhentian kecil. Bulan demi bulan, itu pun sekedar pelabuhan sedang. Pun tahun demi tahun, mungkin itu bisa kita sebut dermaga transit besar. Tapi itu semua sifatnya adalah pemberhentian. Dengan segera kapal kita berangkat kembali, menuju tujuan yang paling hakiki.”

“Maka jangan merusak diri sendiri. Kita boleh jadi benci atas kehidupan ini. Boleh kecewa. Boleh marah. Tapi ingatlah nasihat lama, tidak ada pelaut yang merusak kapalnya sendiri. Akan dia rawat kapalnya, hingga dia bisa tiba di pelabuhan terakhir. Maka, jangan rusak kapal kehidupan milik kau, Ambo, hingga dia tiba di dermaga terakhirnya.”

***

“Pahami tiga hal itu, Nak, semoga hati kau menjadi lebih tenang. Berhenti lari dari kenyataan hidupmu. Berhenti cemas atas penilaian orang lain, dan mulailah berbuat baik sebanyak mungkin.”

***

“Lihatlah kemari wahai gelap malam. Lihatlah seorang yang selalu pandai menjawab pertanyaan orang lain, tapi dia tidak pernah menjawab pertanyaan sendiri.”

“Lihatlah kemari wahai lautan luas. Lihatlah seorang yang selalu punya kata bijak untuk orang lain, tapi dia tidak pernah bisa bijak untuk dirinya sendiri.”

***

“Bagian yang pertama adalah, ketahuilah, Andi, kita sebenarnya sedang membenci diri sendiri saat membenci orang lain. Ketika ada orang jahat, membuat kerusakan di muka bumi, misalnya, apakah Allah langsung mengirimkan petir untuk menyambar orang itu? Nyatanya tidak. Bahkan dalam beberapa kasus, orang-orang itu diberikan begitu banyak kemudahan, jalan hidupnya terbuka lebar. Kenapa Allah tidak langsung menghukumnya? Kenapa Allah langsung menangguhkannya? Itu hak mutlak Allah. Karena keadilan Allah selalu mengambil bentuk terbaiknya, yang kita tidak selalu paham.”

***

“Bagian yang kedua adalah terkait dengan berdamai tadi. Ketahuilah, Nak, saat kita memutuskan memaafkan seseorang, itu bukan persoalan apakah orang itu salah, dan kita benar. Apakah orang itu memang jahat atau aniaya. Bukan! Kita memutuskan memaafkan seseorang karena kita berhak atas kedamaian di dalam hati.”

***

“Buka lembaran baru, tutup lembaran yang pernah tercoret. Jangan diungkit-ungkit lagi. Jangan ada tapi, tapi, dan tapi. Tutup lembaran tidak menyenangkan itu. Apakah mudah melakukannya? Tidak mudah. Tapi jika kau bersungguh-sungguh, jika kau berniat teguh, kau pasti bisa melakukannya. Mulailah hari ini. Mulailah detik ini. Berpuluh tahun kau terlambat melakukannya, Andi. Berpuluh tahun kau justru berkutat membolak-balik halaman itu, tidak pernah maju. Maka di atas kapal ini, berjanjilah kau akan menutup lembaran lama itu. Mulai membuka lembaran baru yang benar-benar kosong. Butuh waktu untuk melakukannya. Tapi aku percaya, saat kapal ini tiba di Jeddah, saat kau akhirnya berdiri menatap Masjidil Haram, hati kau sudah lapang seperti halaman baru. Kau tidak lagi membawa kebencian itu di Tanah Suci. Karena tidak pantas, seorang anak membawa kebencian pada ayahnya di Tanah Suci.”

“Pikirkanlah tiga hal tadi, Nak. Berhenti membenci ayahmu, karena kau sedang membenci diri sendiri. Berikanlah maaf karena kau berhak atas kedamaian dalam hati. Tutup lembaran lama yang penuh coretan keliru, bukalah lembaran baru. Semoga kau memiliki lampu kecil di hatimu.”

***

“Lepaskanlah, Ambo. Maka besok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu. Hei, Ambo, kisah-kisah cinta di dalam buku itu, di dongeng-dongeng cinta, atau hikayat orang tua, itu semua ada penulisnya. Tapi kisah cinta kau, siapa penulisnya? Allah. Penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. Tidakkah sedikit saja kau mau meyakini bahwa kisah kau pastilah yang terbaik yang dituliskan.”

“Dengan meyakini itu, maka tidak mengapa kalau kau patah hati, tidak mengapa kalau kau kecewa, atau menangis tergugu karena harapan, keinginan memiliki, tapi jangan berlebihan. Jangan merusak diri sendiri. Selalu pahami, cinta yang baik selalu mengajari kau agar menjaga diri. Tidak melanggar batas, tidak melewati kaidah agama. Karena esok lusa, ada yang mengaku cinta, tapi dia melakukan begitu banyak maksiat, menginjak-injak semua peraturan dalam agama, menodai cinta itu sendiri. Cinta itu ibarat bibit tanaman. Jika dia tumbuh di tempat yang subur, disiram dengan pupuk pemahaman yang baik, dirawat dengan menjaga diri, maka tumbuhlah dia menjadi pohon yang berbuah lebat dan lezat. Tapi jika bibit itu tumbuh di tanah yang kering, disiram dengan racun maksiat, dirawat dengan niat jelek, maka tumbuhlah dia menjadi pohon meranggas, berduri, berbuah pahit.”

***

“Wahai laut yang temaram, apalah arti memiliki? Ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami.”

“Wahai laut yang lengang, apalah arti kehilangan? Ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan.”

“Wahai laut yang sunyi, apalah arti cinta? Ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apa pun?”

“Wahai laut yang gelap, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja.”

***

Beberapa mungkin merasa bingung dengan bagian di atas karena belum memahami alur cerita secara utuh. Bagi yang merasa penasaran silahkan membaca novelnya sendiri sampai selesai. Novel yang dianugerahi sebagai fiksi terbaik dalam Islamic Book Fair 2015 ini kaya akan pesan-pesan berharga. Selamat membaca. (sam)

yourjobisnotyourcareer

Judul : Your Job Is Not Your Career

Penulis : Rene Suhardono

Penerbit : Literati, Lentera Hati, Tangerang

Cetakan : III, Januari 2013

Tebal : 162 halaman

Sejenak mari lupakan uang, gaji, jabatan dan atribut lain dalam hidup kita. Mengapa? Karena ada yang lebih esensi dari semua itu. Ini tentang passion, tujuan hidup, value, dan… tentu saja tentang sudut pandang karir yang lebih luas.

Menurut Rene Suhardono, “Job” berbeda dengan “Career”. Karir merupakan totalitas kehidupan profesional sejak mata terbuka di pagi hari hingga kembali terlelap tidur. Jika pekerjaan adalah alat, maka karir adalah perjalanan panjang profesional. Kita bisa dipecat dari pekerjaan namun bukan dari karir.

Karir sepenuhnya mengenai diri sendiri. Ini tentang :

1. Bagaimana mengenal diri sendiri (keunikan diri) dan mengetahui hal-hal yang sangat diminati (passion)

Jika ada yang bertanya di mana passion itu berada? Jawabnya ada di dalam diri kita sendiri. Tuhan menciptakan manusia dengan keunikan masing-masing. Di antara keunikan itu adalah passion. Bisa dikatakan inilah salah satu anugerah penciptaan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Lalu apa itu passion? It is not what you’re good at. It is what you enjoy the most. Ini juga berbeda dengan hobi. Ini bukan sekedar kesukaan semata. Passion mewakili keunikan bertindak atau beraktivitas yang dirasakan oleh masing-masing individu.

Sepertinya mudah menemukan passion, namun tidak dalam kenyataannya. Ada yang butuh waktu sampai bertahun-tahun untuk menemukan passion-nya. Itulah proses dalam hidup. Banyak juga yang ragu ketika harus menjalani hidup sesuai dengan passion-nya. Jebakan itu biasanya berupa pandangan orang lain terhadap kita, pertimbangan ekonomi, dan kekhawatiran-kekhawatiran jangka pendek lainnya. Cara berpikir kebanyakan orang demikian persis seperti yang dinyatakan Erich Fromm dengan pola : have enough (money, resources, things) – do what they want (in terms of work, how they spend their time) – be happy. Oleh karena itu Fromm menawarkan pola alternatif : be who you are – do what you love – have what you need.

2. Bagaimana menjalankan hidup bermakna (purpose of life)

“Purpose of life gives away to vision. Vision creates dream. And dreams become reality”-Charley Sweeney.

Beberapa pertanyaan ini mungkin bisa membantu memahami purpose of life.

“Mengapa kita diciptakan?”

“Mengapa saya ada?”

“Apa makna keberadaan kita?”

3. Bagaimana kita ingin diingat saat tiada nanti (values)

Definisi values bisa kita dapatkan dari seorang Kazuo Inamori, bahwa values adalah kumpulan jati diri, niat dan pedoman terbaik yang bisa dipikirkan oleh masing-masing orang.

Pertanyaan yang bisa kita ajukan kepada diri kita sendiri adalah :

“Apakah tindakan saya konsisten dengan values saya?”

“Apa yang dapat dikenang dari diri kita saat kita tidak ada?”

“Manfaat apa yang sudah atau akan kita kontribusikan bagi orang lain dan lingkungan kita?”

4. Bagaimana untuk senantiasa punya pandangan positif sepanjang hidup (motivation)

Motivasi tidak dapat dipisahkan dengan attitude. Motivasi adalah soal cara pandang dalam menghadapi segala hal. Sementara pilihan untuk memandang dan bereaksi atas sesuatu adalah attitude.

Terhadap suatu masalah bisa saja kita menggerutu atau komplain, berfikir negatif, egois. Atau mengambil tanggung jawab, peduli, positif. Semua tentang pilihan hidup.

Jika ada yang mengatakan bahwa attitude mempengaruhi karakter kita, itu benar adanya. Jika ingin karakter kita baik maka sudah seharusnya kita menjaga attitude kita.

5. Semangat untuk terus melakukan perbedaan dalam hidup sekarang (action)

Segala teori dan rencana dalam hidup tetaplah sekedar teori dan rencana jika tidak diwujudkan melalui tindakan nyata. Untuk itu lakukan sekarang (bukan nanti), lakukan yang terbaik dan menjadi yang terbaik.

It starts today, now and this second.

Just do it!

6. Bagaimana mencapai kebahagiaan dan kepuasan/ketercapaian dalam hidup (happiness and fulfillment)

Tujuan dalam karir adalah happiness and fulfillment. Jadi karir bukan hanya sekedar gaji, jabatan, dan gelar. Seperti yang disampaikan di awal, karir berkaitan dengan kehidupan yang kita jalankan sesuai passion, purpose of life dan values.

Happiness. Apa yang bisa menandingi rasa bahagia. Setiap orang ingin bahagia. Nah, dalam buku ini Rene mengutip apa yang disampaikan Tal Ben Shahar dalam bukunya “Happiness”, ada dua syarat yang harus dipenuhi, yaitu pleasure and meaning. Pleasure adalah segala letupan emosi positif yang kita rasakan setiap kali melakukan sesuatu, bertemu orang lain dan berada di tempat tertentu. Meaning adalah makna saat kita melakukan, bertemu dan berada tadi.

Tujuan lainnya adalah fulfillment. Fulfillment bisa diartikan sebagai kepuasan, ketercapaian, kelegaan, atau kelengkapan dalam berkarya. Perasaan yang dapat menggambarkan fulfillment adalah seperti yang dialami oleh orang tua saat menyadari bahwa anaknya yang telah dididik sejak kecil menjadi pribadi santun, berguna dan positif.

Demikian setidaknya yang saya tangkap dari buku ini yang bisa saya bagi untuk Anda. Tentu masih banyak penjelasan yang akan Anda dapatkan ketika Anda membaca buku aslinya atau mendengar sendiri dari Rene Suhardono.

Menurut saya buku ini bagus bukan hanya karena saya suka akan desainnya, tetapi lebih pada sudut pandang penulisnya. Semoga pemahaman yang lebih baik mengenai karir akan mendorong kita menjadi pribadi yang lebih baik dan memberikan kontribusi lebih produktif bagi keluarga, perusahaan, lingkungan atau negara. Salam. (sam)

 

 

Muhammad Al-Fatih 1453Judul : Muhammad Al-Fatih 1453
Penulis : Felix Y. Siauw
Penerbit : AlFatih Press, Jakarta
Cetakan : Kelima, November 2013
Tebal : xxvi+320 halaman

Berikut beberapa catatan saya setelah membaca kisah tentang jatuhnya Konstantinopel oleh pasukan yang dipimpin Muhammad Al-Fatih pada tahun 1453 yang dikenal sebagai salah satu penaklukan terbesar dalam sejarah.

1. Penaklukan ini turut diilhami oleh Sabda Nabi Muhammad SAW pada abad ke-7, “Sungguh, Konstantinopel akan ditaklukkan oleh kalian. Maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan yang menaklukkannya” (HR. Ahmad)

Secara logika agak susah diterima ketika pada saat itu Islam masih berusia muda dan kekuatan militernya belumlah seberapa, ada seseorang yang menyampaikan tentang penaklukan besar yang terjadi di kemudian hari. Dan negeri yang ditaklukkannya pun bukan main-main, Kontanstinopel – Romawi Timur.

Delapan abad kemudian bisyarah itu terbukti ketika Sultan Mehmed II berhasil menaklukkan kokohnya pertahanan ibu kota Romawi Byzantium tersebut.

Ternyata bukan sekali ini saja, Rasulullah juga pernah menyampaikan tentang jatuhnya Persia yang pada akhirnya benar-benar terjadi.

2. Byzantium, sesuai namanya, didirikan oleh Byzas. Pada tahun 324 Kaisar Konstantin memindahkan ibu kota Romawi Timur ke kota ini dan sejak saat itu namanya berubah menjadi Konstantinopel. Pada masa kejayaannya Konstantinopel dikenal sebagai ibu kota imperium terbesar. Kota ini dibangun sedemikian rupa dengan segala kemegahan dan kemewahannya, menjadi kota yang paling diinginkan dunia. Landmark yang paling terkenal adalah Hagia Sophia, sebuah gereja tiga tingkat yang pada masanya merupakan bangunan kubah paling tinggi dan paling besar di dunia.

Dari sisi pertahanan, Konstantinopel memiliki gelar “The City with Perfect Defense”. Kota ini dilindungi oleh tembok berlapis yang kokoh dari sisi laut maupun daratan. Sebelum jatuh di tangan pasukan Utsmani, selama 1.123 tahun tembok ini dapat menahan 23 serangan. Hanya sekali saja tembok ini dapat ditembus, pada tahun 1204 oleh pasukan salib dari sisi laut. Melengkapi pertahanannya, angkatan laut Konstantinopel memiliki pasukan laut tak tertandingi dengan laut Mediterania sebagai wilayah kekuasaannya.

3. Awal pertemuan pasukan muslim dengan pasukan kristen Romawi sebenarnya sudah terjadi semasa Nabi Muhammad Saw masih hidup, yaitu pada tahun 629 di Mu’tah. Sebelum itu Nabi juga mengirimkan surat kepada Heraklius, Kaisar Romaw,i sebagaimana surat yang dikirim kepada para pembesar lainnya, termasuk kepada Kisra III Syahansyah Persia. Romawi dan Persia adalah dua kekuatan adidaya pada saat itu.

Pasca meninggalnya Rasulullah Saw, perjuangan menyebarkan Islam ke penjuru dunia diteruskan oleh para khalifah. Satu persatu kota penting Romawi seperti Busra, Damaskus, Antioch, Alexandria, Yerusalem, Homs jatuh ke tangan pasukan muslim. Ekspedisi juga dilakukan di laut. Di antara yang terkenal adalah kemenangan pasukan muslim atas pasukan laut Byzantium yang dipimpin oleh Kaisar Konstan II pada sebuah pertempuran laut yang dikenal dengan The Battle of Mats (Perang Tiang Kapal).

Pada masa Muawiyah, pasukan muslim mengepung Konstantinopel dari jalur darat, namun berakhir dengan kekalahan. Pun pada masa Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik, pasukan muslim menderita kekalahan. Pada tahun 718, Khalifah Umar bin Abdul Aziz menarik pasukan dari Konstantinopel. Sejak saat itu tidak ada lagi pengepungan Kontantinopel oleh pasukan muslim selama 350 tahun .

Pada masa berikutnya kekuatan jihad justru muncul dari kaum Turki, Kesultanan Saljuk. Awal peran mereka adalah saat berhasil menghancurkan perlawanan Bani Buwaihi yang beraliran Syi’ah terhadap Kekhalifahan Abbasiyah. Saat itu pemimpin Saljuk adalah Tughril Bey. Pemimpin berikutnya, Alp Arslan semakin memantapkan wilayah-wilayah dalam kekuasaan Kekhalifahan Abbasiyah.

Saat mengetahui Alp Arslan mengerahkan pasukannya ke Georgia, Armenia dan tanah-tanah Byzantium, Kaisar Byzantium, Romanos IV Diogenes mengumpulkan pasukan Byzantium dan gabungan Eropa untuk menghancurkannya. Pertempuran Manzikert pun tak terelakkan, tetapi justru Alp Arslan dan pasukannya yang mendapatkan kemenangan.

Kekalahan Byzantium pada pertempuran Manzikert membuka jalan bagi Kesultanan Saljuk untuk menguasai sebagian besar Anatolia dan tentunya jalan menuju Konstantinopel. Sekitar tahun 1220, para penulis barat bahkan menyebut Anatolia sebagai Turchia. Kaum Turki sendiri tidak memiliki niat untuk merebut kekuasaan. Mereka bersumpah setia kepada Khalifah untuk menjadi pasukan khusus yang mereka sebut Ghazi.

Abad ke 13, tragedi muncul dari bangsa Mongol. Bangsa yang memiliki awal tradisi yang sama dengan Bani Saljuk ini lewat pemimpinnya Gengis Khan meluaskan wilayahnya ke arah barat. Sedikit demi sedikit wilayah Saljuk dan Kekhalifahan dapat dikuasai. Puncaknya, ibukota kekhalifahan Abbasiyah, Baghdad jatuh di tangan Hulagu Khan pada 1258.

Ditengah meredupnya pamor Kesultanan Saljuk muncullah seorang tokoh bernama Ustman bin Ertughrul. Kemenangan yang diraih atas pasukan Byzantium di dekat Nicaea pada 1302 membuat dirinya didukung lebih banyak kaum Turki di Anatolia, mereka menggelarinya “Sultan para Ghazi”.
Tahun 1299 Ustman bin Ertughrul mengukuhkan Kesultanan Ustmani dengan dirinya sebagai Sultan pertama.

Visinya sangat jelas, orang menyebutnya sebagai “Impian Utsman”, yaitu Konstantinopel. Ekspansi dilakukan. Bursa takluk pada 1326 di masa Orhan dan dijadikan ibu kota Kesultanan Utsmani. Pun kota Nicaea, Nicomedia, Scutari dan Gallipoli tak luput dari penaklukan Orhan. Adrianopel yang kemudian berganti nama menjadi Edirne takluk di masa Murad I. Sejak saat itulah Kesultanan Utsmani memiliki 2 basis, Bursa di Asia dan Edirne di Eropa dengan Selat Dardanella sebagai penghubungnya.

Setelah Sultan Murad I, estafet kepemimpinan dilanjutkan oleh Sultan Beyazid I, Sultan Mehmed I, Sultan Murad II, dan Sultan Mehmed II.

4. Kemenangan atas Konstantinopel akhirnya diraih oleh Sultan Mehmed II atau dikenal dengan Muhammad Al-Fatih setelah melalui 54 hari pengepungan. Bisa dibayangkan dengan waktu sebanyak itu ditambah dengan 250 ribu pasukan, bagaimana manajemen logistik berperan. Berapa liter air harus disediakan, berapa ton daging harus diberikan, dan tentunya mengelola kotoran manusia agar tidak mengganggu kesehatan mereka.

Belum lagi senjata dan amunisinya, semuanya dalam jumlah yang besar, dan semuanya dapat disediakan dengan baik. Sepertinya pengepungan ini memang telah disiapkan Sultan Mehmed II jauh-jauh hari dengan matang.

5. Dalam rangkaian peperangan yang panjang itu kita melihat strategi gemilang dari Sultan Mehmed II ataupun Kesultanan Utsmani :

• Sultan membangun Benteng Bogazkesen yang dikenal dengan Rumeli Hisari berhadap-hadapan dengan benteng Anadolu Hisari yang sebelumnya dibangun Sultan Beyazid I. Kedua benteng ini berfungi untuk memotong Selat Bosporus dan mengamankan jalur Kesultanan Utsmani di Asia dan Eropa, serta memutus suplai logistik dari Laut Hitam ke Konstantinopel.

• Untuk menghadapi tangguhnya tembok Konstantinopel Sultan meminta kepada ahli meriam, Orban, untuk membuat meriam raksasa, meriam terbesar yang pernah dibuat pada saat itu. Meriam ini sanggup menghasilkan lubang pada dinding Konstantinopel dengan dentuman yang keras.

• Didalam pasukan Utsmani terdapat divisi yang paling terkenal, yaitu Yeniseri, yang bisa dikatakan sebagai pasukan elitenya Utsmani. Pasukan Yeniseri direkrut dari anak-anak Kristen dan Yahudi korban perang berusia 8 – 20 tahun. Mereka mendapatkan pendidikan terbaik berupa fisik, mental, sains dan Islam. Banyak dari mereka kemudian menjadi muslim. Pasukan inilah yang paling ditakuti oleh pasukan musuh karena ketangkasan dan kecepatannya.

• Selama pengepungan, salah satu sebab masih kokohnya tembok Konstantinopel adalah karena kapal-kapal Utsmani tidak bisa merebut teluk Golden Horn karena adanya rantai raksasa yang dipasang Konstantinopel sehingga menghalangi pintu masuknya.

Apa yang terjadi berikutnya akan dikenang oleh sejarah sebagai salah satu strategi peperangan terbaik. Tidak ada yang menyangka sebelumnya, Sultan memerintahkan kapal-kapal diangkat dari Double Columns di Selat Bosphorus melewati daratan Galata menuju Valley of Springs di teluk Golden Horn. Sebanyak 72 kapal lengkap dengan awak, layar dan seluruh perlengkapannya berhasil ditarik melalui jalur darat dalam waktu hanya 1 malam.

• Sultan Mehmed II memanfaatkan ketidakharmonisan hubungan antara Roma dan Konstantinopel pada saat itu. Hal ini dilatarbelakangi perbedaan praktek dalam agama. Byzantium mewakili Katolik Yunani atau Katolik Ortodoks, sedangkan Roma mewakili Katolik Latin atau Katolik Roma. Ini diperkeruh dengan penjarahan Konstantinopel oleh pasukan Katolik Roma pada 1204. Perpecahan ini menjadi salah satu penyebab jatuhnya Konstantinopel ke tangan pasukan Utsmani.

6. Sekarang tentang Sultan Mehmed II dan pasukannya yang digelari Nabi sebagai sebaik-baik pemimpin dan sebaik-baik pasukan. Untuk menggambarkannya, saya kutipkan tiga dari sekian banyak pengakuan.

“Kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini. Muhammad Al-Fatih telah mengubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya di puncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang lautan. Sungguh kehebatannya jauh melebihi apa yang pernah dilakukan oleh Alexander The Great” — Yilmaz Otuna dalam Osmanli Tarihi mengutip komentar sejarawan Byzantium tentang peristiwa pengangkatan kapal.

“Oh, seandainya kalian mendengarkan bagaimana suara mereka naik sampai ke langit, niscaya kalian akan lumpuh” — Uskup Leonard menggambarkan suasana pengepungan Konstantinopel.

“Rasa lapar tidak mampu menghalangi mereka, tidak pula kurang tidur, atau pertempuran yang tiada henti, maupun luka dan pembantaian, atau kematian sanak saudara di depan mata mereka, atau pemandangan yang mengerikan yang akan membuat mereka menyerah, atau sekedar mengendorkan semangat untuk mencapai tujuan” — Kristovulous

Dengan membaca buku ini kita mendapatkan sosok pemuda dengan semangat dan visi besar yang tertanam dalam dirinya. Seseorang yang sejak awal telah mendapatkan pendidikan terbaik dari dua ulama besar, Syaikh Ahmad Al-Kurani dan Syaik Aaq Syamsuddin. Pemuda itu kemudian tumbuh menjadi pemimpin terbaik, yang kemudian dalam usianya yang 21 tahun, bersama pasukan terbaik pula, ia telah menorehkan prestasi yang luar biasa, penaklukan negeri yang dijanjikan oleh Nabinya. Dalam sudut pandang yang lain, kejutan-kejutan yang ditunjukkan membuat kisah ini menarik jika kita membahasnya dalam hal strategi. Selama ini orang banyak mengenal The Art of War dari seorang Sun Tzu, misalnya. Boleh jadi setelah membaca buku ini kita akan mendapatkan aplikasi dari strategi yang sama, atau ada hal baru yang berbeda. Selamat membaca. (sam)

Like a Virgin Judul Buku : Like a Virgin

Penulis : Richard Branson

Penerbit : Kaifa, Bandung

Cetakan : I, Agustus 2013

Tebal : 360 halaman

Beberapa waktu lalu saya mampir ke Toko Buku Togamas Diponegoro Surabaya. Di antara buku-buku yang dipajang di rak, ada satu buku yang langsung menggoda mata saya. Warnanya merah, dan ada gambar Richard Branson di sampulnya. Awalnya saya mengira buku itu membahas profil Richard Branson atau Virgin Group. Ternyata salah. Saya juga mengira penulisnya pasti orang di luar Virgin. Saya salah lagi. Buku itu ditulis oleh Richard Branson sendiri, mengenai pelajaran-pelajaran bisnis berdasarkan pengalamannya selama menangani Virgin.

Sejak pertama kali memegangnya, bagi Anda buku ini mungkin sudah terasa Virgin banget! Warna sampulnya merah khas Virgin. Masuk ke isi, cara menyajikan bab demi babnya menyenangkan. Terasa  ringan, gayanya sedikit liar dan dalam beberapa hal terlihat lucu.

Saya suka akan beberapa pendekatan Richard Branson dalam menangani orang dan bisnis. Berikut ini di antarannya :

Tidak Serius Itu Penting

Suasana humor dan menyenangkan dalam pekerjaan dapat menjadi stimulus bagi produktivitas, terjalinnya kerja sama tim yang baik, dan munculnya ide-ide kreatif. Bagi Richard dan Virgin “menyenangkan” sudah menjadi identitas perusahaan, termasuk di mata pelanggan. Virgin menyadari hal ini apalagi sebagian besar usahanya bergerak di bidang jasa. Menjadi penting, melalui pelayanan yang menyenangkan dapat memenangkan hati dan fikiran mereka.

Entrepreneur dan Intrapreneur

Kebanyakan perusahaan besar dan sukses di dunia adalah perusahaan fokus. Contohnya Microsoft, Google, Apple fokus di bidang teknologi. Virgin adalah salah satu pengecualiannya. Virgin sukses dengan beberapa bidang bisnis di dalamnya. Untuk mendapatkan gambaran tentang luasnya bisnis Virgin coba ketik “Virgin” di mesin pencari Google.  Akan muncul : Virgin Australia, Virgin Atlantic, Virgin Media, Virgin America, Virgin Mobile, Virgin Galactic, Virgin Records, Virgin Money, Virgin Trains, Virgin Active, Virgin Books dan yang lainnya.

Salah satu rahasia kesuksesan bisnis-bisnis Virgin Group tersebut adalah pada “Entrepreneur” dan “Intrapreneur”. Jika Entrepreneur adalah orang yang memulai dan mengorganisasikan perusahaan komersial baru, biasanya mengandung resiko besar, Intrapreneur adalah karyawan yang mendapatkan kebebasan dan dukungan finansial untuk menciptakan produk, layanan dan sistem baru, yang tak harus mengikuti  rutinitas atau protokol perusahaan. Dengan demikian meskipun perusahaan telah terdiversifikasi ke berbagai bidang, kontribusi Entrepreneur dan Intrapreneur di Virgin tetap menjaga kestabilan dan fokus perusahaan dalam pertumbuhan.

Membalik Piramid

Eden Kironde dari Uganda menanyakan siapa yang harus diutamakan : pemegang saham, karyawan, atau konsumen? Urutan umumnya adalah pemegang saham, baru konsumen, dan terakhir karyawan. Richard menjelaskan di Virgin Group yang pertama diutamakan adalah karyawan, lalu konsumen, lalu pemegang saham. Alasannya sederhana : jika karyawan bahagia dan termotivasi, kemungkinan besar konsumen akan mendapatkan pelayanan yang memuaskan. Itu akan berdampak pada penjualan dan keuntungan yang baik sebagaimana harapan para pemegang saham.

Sedekah

Konsep sedekah berlaku di mana-mana. Termasuk dalam bisnis. Richard meyakini bahwa nilai lebih entrepreneurship adalah kemampuannya dalam mengatasi berbagai masalah kemanusiaan—tentu dengan bekerja sama dengan berbagai pihak. Bisnis tidak hanya urusan mendapatkan keuntungan semata, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial untuk membuat kehidupan dunia menjadi lebih baik.

Virgin Galactic

Tur ke luar angkasa. Bisnis ini mungkin belum terpikirkan oleh kita, tapi sudah dipikirkan oleh Richard Branson, Burt Rutan dan orang-orang di Virgin Galactic. Bisnis yang tentunya memiliki tantangan teknis tinggi, investasi yang tidak sedikit dan resiko besar. Meski begitu, proyek yang tengah dalam pengembangan ini telah mengundang antusiasme yang tinggi dari masyarakat. Buktinya 500 calon astronot telah mengantri dengan membayar deposit senilai 50 juta dolar lebih. Apakah suatu saat akan benar-benar terealisasi? Kita tunggu kelanjutannya. Yang pasti Virgin Galactic tidak sendiri. Perusahaan-perusahaan pesaing tengah mengembangkan teknologi serupa.

5 hal di atas adalah bagian dalam 76 bab buku ini. Semuanya tentang pelajaran bisnis yang mungkin tidak diajarkan di sekolah mana pun. Di dalamnya Anda akan menemukan gagasan dan pengalaman Richard Branson bersama Virgin, rahasia sukses, sekaligus cerita kegagalan, dan petualangan-petualangan yang membuat kita bertanya-tanya, “Ke mana lagi petualangan berikutnya?” Selamat membaca! (sam)

101-young-ceoJudul : 101 Young CEO

Penulis : Ilman Akbar

Penerbit : Metagraf, Tiga Serangkai, Solo

Cetakan : Pertama, Juni 2013

Tebal : xxxiv + 350 halaman

Setidaknya ada 2 nilai yang saya kagumi dari para entrepreneur. Pertama mereka pawai dalam memberdayakan sumber daya yang ada di sekitarnya. Mereka jeli melihat situasi dan mengembangkannya menjadi peluang yang menguntungkan. Kedua, mereka berusaha untuk meningkatkan skala bisnisnya. Itu berarti bertambah omsetnya, produktivitasnya, keuntungannya, jangkauannya, dan tenaga kerjanya.

Mereka saya kelompokkan sebagai orang-orang yang berbeda dari arus utama yang lebih menyukai kenyamanan dalam hal pekerjaan dan keamanan dalam hal resiko. Mereka justru mencari tantangan dan akrab dengan potensi untung-rugi. Meski sempat atau bahkan bolak-balik gagal, pada akhirnya kerja keras mereka akan terbayar seiring kepuasan yang mereka dapat.

Saat ini gaung entrepeneurship ada di mana-mana. Entrepeneurship bukan monopoli segelintir orang saja. Anak-anak muda dalam buku 101 Young CEO ini contohnya. Kita mesti bangga karena Indonesia memiliki CEO-CEO muda seperti mereka. Sebagaimana judul buku tersebut sebagian besar dari mereka berusia dibawah 30 tahun. Beberapa memang ada yang di atas 30 tahun lebih sedikit, tetapi mereka sudah merintis usahanya sejak usia 20-an.

Ke-101 CEO muda ini mewakili beberapa kategori :

  1. Desain (3 orang)
  2. Fashion (15 orang)
  3. Film, Foto, dan Animasi (4 orang)
  4. Internet (6 orang)
  5. Jasa (12 orang)
  6. Kerajinan (8 orang)
  7. Kewirusahaan Sosial (3 orang)
  8. Komputer dan Elektronik (4 orang)
  9. Kuliner (21 orang)
  10. Musik (3 orang)
  11. Pendidikan (2 orang)
  12. Perdagangan (5 orang)
  13. Pertanian, Perkebunan, Peternakan (9 orang)
  14. Properti (2 orang)
  15. Lain-lain (4 orang)

 Dengan menampilkan profil 101 CEO muda Indonesia dari berbagai kategori, Ilman Akbar sebagai penulis berharap dapat menyajikan sebanyak mungkin inspirasi kepada anak-anak muda untuk berani memulai usaha dan lebih bersemangat mengembangkan usahanya. “Kalau mereka bisa, kita pun bisa,” demikianlah kira-kira pesan yang ingin disampaikan. Beragam inspirasi itu kiranya juga dapat menjawab sebuah pertanyaan yang sering muncul di kalangan pengusaha pemula, “Mau bisnis  apa?” Selain menampilkan 101 profil singkat masing-masing CEO muda, Ilman juga menambahkan tips-tips entreprenurship dan bacaan lanjut yang bisa melengkapi referensi pembaca.

Banyak ahli ekonomi memprediksi Indonesia bakal menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru dunia. Itu berarti dibutuhkan lebih banyak lagi entrepreneur baru yang mendukung ekonomi negeri ini. Tanda-tandanya sudah terlihat, tinggal menunggu semakin banyak lagi yang terlibat.

Buku ini bagus dibaca oleh pengusaha pemula yang ingin merintis usahanya di usaha muda. Memang entrepenurship tidak bisa dipahami lewat teori-teori saja. Ia lebih pada passion, seni dan hal-hal eksperimental. Tapi, setidak-tidaknya kita punya ilmunya.

Pun bagi karyawan, buku-buku seperti ini sangat berguna. Saya punya beberapa alasan. Pertama, agar kita tidak terjebak dalam rutinitas yang bersifat administratif saja. Keasyikan bekerja dalam urusan administrasi terkadang malah melupakan kita untuk membuat peningkatan-peningkatan. Nah, yang kita butuhkan berikutnya adalah ide-ide kreatif. Inilah alasan keduanya,  kita dapat belajar tentang kreatifitas dari para entrepreneur karena merekalah ahlinya. Dan ketiga, ketika pekerjaan kita tidak dapat memberikan kepuasan dalam hal finansial dan kesejahteraan, mungkin sudah saatnya kita beralih menjadi seorang pengusaha. (sam)

Young on TopJudul : Young on Top

Penulis : Billy Boen

Penerbit : B First (PT. Bentang Pustaka), Yogyakarta

Cetakan : Kedua, Oktober 2012

Tebal : xiv+212 halaman

Anda pasti tidak asing dengan Billy Boen. Mungkin Anda lebih mengenalnya lewat acara Young On Top yang dibawakannya di Metro TV. Billy adalah pengusaha muda, CEO PT Jakarta International Management (JIM) dan PT YOT Nusantara. Di usianya yang masih muda prestasinya bisa dikatakan luar biasa. Dia mendapatkan gelar BSc dari Utah State University dalam waktu 2 tahun 8 bulan dan MBA dari State University of West Georgia dalam kurun waktu satu tahun dengan predikat cum laude. Pada usia 26 tahun, dia menjabat General Manager untuk Oakley Indonesia; saat itu, dia adalah GM termuda Oakley di seluruh dunia. Dia juga pernah dipercaya memimpin tiga perusahaan di bawah MRA Group.

Dalam buku ini Billy Boen berbagi 35 kunci sukses di usia muda. Karena keterbatasan tempat, di sini saya hanya akan membahas 5 saja. Mohon maaf, bukan berarti yang lain tidak penting. Justru karena semuanya penting, setelah membaca ulasan singkat ini saya sarankan Anda untuk membaca habis buku aslinya sendiri sehingga Anda akan mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.

Pertama : Do What You Love & Love What You Do

Menurut saya Billy tepat sekali menempatkannya di urutan pertama. Alasannya sederhana. Kita tidak akan dapat maksimal mengerjakan sesuatu di bidang yang kita tidak suka. Ketika sudah berada di bidang yang kita suka memang bukan jaminan kita akan mendapatkan kesuksesan. Tapi memilih apa yang kita suka seperti memulai sesuatu dengan benar. Yang dibutuhkan berikutnya adalah soal pembelajaran dan pengembangan.

Passion hadir saat kita mengerjakan apa yang kita suka. Dalam hal ini patut kita dengarkan petuah dari dua tokoh teknologi berikut ini.

“Banyak yang berpikir secara rasional akan menyerah ketika menghadapi rintangan; sering kali passion-lah yang membuat kita tetap berusaha.” – Steve Jobs

“Saya memiliki pekerjaan yang paling fun di dunia, dan saya mencintai saat pergi kerja setiap hari karena selalu ada tantangan baru, kesempatan baru, dan hal baru yang bisa dipelajari. Kalau kamu sangat enjoy dengan pekerjaanmu, kamu tidak akan pernah lelah. “ – Bill Gates

Kedua : Integrity

Integrity mengajarkan kepada kita bahwa sukses haruslah diraih dengan cara yang baik. “Integritas tidak dapat dipisahkan dengan kejujuran. Jadi, jika kamu melakukan pekerjaan secara tidak jujur, artinya kamu tidak memiliki integritas yang baik”  (hal 24).

Menurut D.A. Benton, “Orang tidak berbohong hanya sekali. Sekali berbohong, biasanya mereka akan terus berbohong untuk men-support kebohongan yang kali pertama diucapkannya. Integritas sejalan dengan kejujuran. Cobalah untuk selalu konsisten dengan hal yang kamu katakan, pikirkan, dan kerjakan.”

Ketiga : Make a Lot of Friends

Kita tidak harus menunggu kesempatan datang kalau kita bisa menciptakan kesempatan itu sendiri. Bagaimana caranya? Dengan memiliki banyak teman! Dengan memiliki banyak teman semakin banyak kesempatan yang akan datang kepada kita. Kesempatan itu bisa saja merupakan peluang bisnis yang bisa kita kembangkan.

Dalam dunia kerja, berteman dapat dikatakan sebagai networking. Dengan memiliki banyak teman, kita akhirnya dapat melakukan banyak hal dengan baik. Mereka, dengan keahliannya masing-masing akan menolong kita dan membuat segalanya lebih mudah.

Nah, mengingat pentingnya network, dalam membangun jaringan kerja ada satu kunci mutlak yang harus kita perhatikan: jangan pernah merendahkan orang lain. Serendah apa pun level seseorang suatu saat kita mungkin akan sangat memerlukan bantuannya.

Keempat : Extra Mile

Jangan pernah berpuas diri dengan prestasi yang kita raih saat ini. Di satu sisi kita memang harus mensyukurinya. Tapi syukur tidak dimaknai sebagai sebuah kemandekan. Sebaliknya, syukur mendorong kita untuk melakukan yang lebih baik dan memberikan manfaat yang lebih besar. Billy Boen mengingatkan kita agar jangan sampai terjebak dalam comfort zone karena masih banyak comfort zone – comfort zone lain yang lebih tinggi menunggu di depan kita.

Keep challenging yourself. Buat diri Anda tertantang untuk mengejar target-target yang sudah direncanakan. Dengan begitu kita akan selalu lebih baik dari waktu ke waktu.

Kelima : Share and Receive

Pepatah mengatakan, “You will get what you give.” Percaya atau tidak, begitulah kenyataannya, seperti sudah menjadi hukum alam. Untuk bisa sukses jangan pelit-pelit untuk berbagi. Kita enggan memberi karena hanya berpikir sesaat, padahal dalam jangka panjang memberi dapat membuka jalan sukses yang lebih besar.

Bentuk berbagi bermacam-macam. Bisa ilmu, semangat dan manfaat. Sebagai contoh bagaimana HP, Google, Oprah Winfrey dan banyak pelaku bisnis atau perusahaan besar di dunia menjadi sukses karena memberi manfaat pada banyak orang.  Bagi kita berbagi juga berarti dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki bagi mereka yang membutuhkan. Pastikan diri kita terlibat di dalamnya.

Demikianlah 5 di antara 35 kunci sukses dalam buku Young On Top. Tidak lupa, di akhir tulisan ini kembali saya sarankan Anda untuk membaca buku aslinya.  Semoga bermanfaat. Sukses untuk kita semua! (sam)

The WordPress.com stats helper monkeys prepared a 2012 annual report for this blog.

Here’s an excerpt:

600 people reached the top of Mt. Everest in 2012. This blog got about 5.400 views in 2012. If every person who reached the top of Mt. Everest viewed this blog, it would have taken 9 years to get that many views.

Click here to see the complete report.

TNT 4Judul : The Naked Traveler 4

Penulis : Trinity

Penerbit : B first (PT. Bentang Pustaka)

Cetakan : Kedua, Oktober 2012

Tebal : x + 262 halaman

Tidak banyak orang Indonesia seperti Trinity. Mungkin dia satu-satunya. Kerja full time-nya jalan-jalan, free lance-nya menulis. Dia masuk dalam barisan penulis bergenre khusus, travel writer.

Destinasinya bukan sembarangan. Dia berpetualang menjelajah hingga ke tempat-tempat unik, eksotis,  di dalam maupun luar negeri. Jalan-jalan adalah dunianya, lebih dari sekedar hobi, seperti sudah menjadi bagian dari hidupnya yang tak terpisahkan.

Sampai saat ini Trinity tercatat masih aktif menjadi penulis di berbagai majalah, kontributor reguler Yahoo! Travel, pengisi program traveling di radio Indika FM, dan menjadi pembicara di sejumlah event. Produktivitas menulisnya terus berlanjut. Kali ini dia hadir dengan The Naked Traveler 4, melanjutkan kisah laris manis dalam serial sebelumnya, The Naked  Traveler 1, 2, dan 3.

Saya termasuk terlambat mengikuti kisah perjalanan Trinity. Sampai Penerbit  Bentang Pustaka mengirimkan The Naked Traveler  4 (TNT 4), saya sadar telah  melewatkan TNT 1, 2, 3. Saya membayangkan betapa seru dan menariknya perjalanan itu. Betapa dekatnya dengan alam, bersentuhan dengan budaya sekitar, dan merasakan sendiri suka duka petualangan.

Dalam TNT 4, Trinity mengisahkan pengalamannya selama jalan-jalan di wilayah Indonesia, termasuk di Indonesia Timur yang terkenal dengan keindahan lautnya. Raja Ampat menjadi destinasi yang banyak dibicarakan. Raja Ampat lebih dikenal orang dengan panorama berupa sekumpulan pulau berbukit dan laut biru. Dalam buku ini Trinity bercerita ternyata  Raja Ampat juga memiliki keindahan alam bawah laut yang luar biasa. Syaratnya, tentu harus bisa diving. Selain Raja Ampat, tak luput daerah lain seperti  Kalimantan Tengah, Gorontalo, Bangka, Maluku, Lombok, dan Papua.

Mengenai perjalanan ke luar negeri, Trinity secara khusus memberi porsi lebih banyak pada Afrika, lebih khusus lagi Namibia. Kalau pernah menonton film The Gods Must Be Crazy, di Namibia-lah tempat syutingnya. Bintang filmnya, N!xau, menjadi terkenal seantero dunia gara-gara perannya dalam film itu. Ternyata, N!xau telah meninggal dunia tahun 2003 lalu. Tempat wisata utama Namibia adalah Etosha National Park dengan bersafari langsung melihat hewan liar Afrika, dan Dune 7 berupa gurun pasir yang menjulang tinggi seperti bukit.

Bagian lain yang tak kalah menariknya adalah keajaiban patung Terracotta Army di Xian, China. Bahkan Terracotta Army menjadi inspirasi  sebuah film yang dibintangi oleh Jet Li. Anda mungkin pernah menontonnya juga. Ada ribuan patung prajurit terbuat dari tanah liat seukuran manusia lengkap dengan senjatanya masing-masing dengan formasi siap tempur. Penemuan Terracotta Army benar-benar luar biasa, mengingat dibuat pada tahun 210 SM.

Ada lebih banyak lagi tempat-tempat yang dikunjungi Trinity yang terekam dalam buku ini. Contohnya Petra, Festival Unta di Pushkar, Turki dan tempat-tempat lain di dunia. Uniknya, Trinity juga memasukkan wisata ke beberapa perusahaan Jepang. Di perusahaan itu pengunjung dapat melihat proses pembuatan suatu produk tanpa khawatir pengunjung bakal meniru atau mencuri rahasia perusahaan. Cerita unik lain adalah pengalaman ekstrem bertemu hiu Jaws di Afrika selatan.

Nah, seru kan? Kelebihan buku ini menurut saya ada pada bagaimana Trinity membagi pengalamannya dalam bentuk cerita. Trinity piawai dalam hal ini. Dengan menggunakan sudut pandang pihak pertama Trinity lebih mudah mengembangkan tulisannya. Layaknya bercerita, gaya bertuturnya lancar. Deskripsinya mengenai suatu tempat terasa lebih hidup. Bumbu-bumbu kisah lucu dan seru serta tambahan bahasa gaul khas anak muda turut menambah kesan buku ini ringan dan menyenangkan untuk dibaca.

Buku ini juga bisa menjadi sarana promosi pariwisata Indonesia. The Naked Traveler mengenalkan objek wisata yang bahkan jarang dikunjungi karena kurangnya informasi. Maka buku ini sekaligus bisa menjadi referensi berlibur pembacanya. Bukan sekedar informasi, The naked Traveler  disertai cerita based on true story dari pelakunya sendiri. Ini akan membuat informasi lebih mudah diterima dan meyakinkan.

Sejenak, kita pasti akan dibuat ngiri mengikuti kisah petualangan Trinity. Positifnya, itu membuat kita lebih terbuka. Idenya segar dan original. Anda bisa menjadikannya inspirasi mengisi liburan bersama orang-orang tercinta. Jika Anda terprovokasi untuk jalan-jalan setelah membaca buku ini,  Anda mungkin sudah terkena virus jalan-jalannya Trinity.

Selamat jalan-jalan!(sam)

Judul : Indonesia Mengajar

Penulis : Pengajar Muda

Penerbit : Bentang, Yogyakarta

Cetakan : VII, Juni 2012

Tebal : xviii+322 halaman

Indonesia Mengajar (IM) adalah gerakan pendidikan yang dicetuskan oleh Anies Baswedan pada tahun 2010. Gerakan ini mengajak sarjana muda Indonesia menjadi guru SD selama satu tahun di lokasi-lokasi terpencil Indonesia. Mottonya adalah “Setahun Mengajar, Seumur Hidup Menginspirasi”.

Buku ini mengisahkan pengalaman para Pengajar Muda (sebutan bagi para relawan IM) selama menjalani program ini. Mereka ditempatkan di Bengkalis-Riau, Tulang Bawang Barat-Lampung, Paser-Kaltim, Majene-Sulawesi Barat, dan Halmahera Selatan-Maluku Utara.

Setelah menyimak kisah mereka, saya menyimpulkan nilai-nilai positif IM setidaknya dalam beberapa hal:

Inspiratif

Kehadiran mereka, para Pengajar Muda ini, dapat menjadi teladan di lokasi pengabdian masing-masing, terutama dalam hal pendidikan. Betapa tidak, di lokasi-lokasi tersebut, pendidikan tinggi adalah sesuatu yang “wah”. Jangankan pendidikan tinggi, pendidikan tingkat dasar saja bisa dianggap sebagai sesuatu yang tidaklah begitu penting.

Dengan status pendidikan para Pengajar Muda yang berada di atas rata-rata penduduk setempat membuat mereka cenderung akan mudah dihormati dan diterima masyarakat. Tantangan berikutnya adalah bagaimana para Pengajar Muda ini menyebarkan ide-ide kemajuan (termasuk pola pikir tentang pendidikan) yang selama ini mereka peroleh. Dari catatan-catatan mereka dalam buku ini, saya menilai mereka cukup berhasil menjadi sumber energi positif, inspirasi perubahan bagi lingkungan tersebut.

Out of The Box 

Terkadang, kita memerlukan ide kreatif dari dunia luar. Mengapa? Seringkali kita terjebak dalam rutinitas. Aktivitas dan lingkungan yang “itu-itu saja” memposisikan kita dalam zona nyaman. Akibatnya, sedikit sekali stimulus berpikirdan hasilnya adalah inovasi yang kurang (less inovation). Nah, peran Pengajar Muda ini adalah menghasilkan ide-ide segar dan kreatif yang selama ini mungkin belum dipikirkan oleh guru-guru SD  setempat. Pola pikir dan metode pengajaran baru yang mereka bawa bisa menjadi masukan berharga untuk menggairahkan semangat belajar anak didik dan meningkatkan mutu pendidikan.

Pelajaran Tentang Ketulusan

Jalan berlubang, becek, berlumpur adalah pemandangan yang biasa di daerah-daerah terpencil. Belum lagi tidak ada listrik, fasilitas sekolah yang tidak memadai dan segala macam keterbatasan akan kita temui di tempat-tempat seperti itu. Memang begitulah keadaannya. Inilah tantangan pembangunan yang nyata bagi pemerintah.

Tetapi, para Pengajar Muda ini bukanlah anak cengeng. Di atas keterbatasan itu mereka masih bisa bersyukur.Saya memuji semangat mereka. Mereka tinggal bersama warga, berinteraksi dan menjadi bagian dari masyarakat. Mereka begitu menikmati peran barunya sebagai kakak dan guru bagi murid-murid yang mereka sayangi. Mereka hanya setahun di sana, tetapi kesan emosional yang mereka bawa pastilah akan bertahan secara mendalam.

Sekolah Alam

Anugerah dari daerah-daerah pelosok adalah alam dengan udara yang segar, penuh pepohonan, sawah, tambak, sungai dan pantai yang masih asli. Ditambah kultur dan suasana khas desa, pengalaman Pengajar Muda ini bisa menjadi hiburan tersendiri.

Kekayaan alam ini sekaligus bisa dimanfaatkan menjadi sarana pembelajaran yang menarik. Dengan belajar langsung di alam, pelajaran lebih mudah dicontohkan.Lebih mudah dibayangkan. Sekolah Alam juga melatih seseorang menjadi lebih peka dan menghargai lingkungan. Ini tentu menjadi awal yang baik untuk perkembangan anak ke depan. Betapapun bersemangat mengejar kemajuan, mereka tidak boleh lupa akanjati diri mereka sesungguhnya.

Akhirnya, selamat kepada para Pengajar Muda yang sudah menunaikan tugasnya. Semoga pengabdianmu dapat membuka jalan bagi masa depan anak-anak didikmu yang lebih cerah. (sam)

***

Secara khusus saya mengucapkan terima kasih atas kebaikan redaksi Penerbit Bentang Pustaka yang secara langsung telah mengirimkan buku ini sebagai hadiah.

Judul : Steve Jobs

Penulis : Walter Isaacson

Penerbit : Bentang, Yogyakarta

Cetakan : III, November 2011

Tebal : xxii + 742 halaman

Apa yang ada dalam pikiran Anda saat mendengar serangkaian produk seperti Mac Book, Macintosh, Apple Store, iPod, iTunes, iTunes Store, iPhone, App Store, iPad, dan iCloud? Hebat? Keren? Premium? Ekslusif? Produk-produk pioner? Jika penilaian Anda demikian, rasanya tidak salah.

Sebenarnya, siapa yang berada di belakangnya? Ada banyak tentunya, karena ini tentang tim dan perusahaan. Tetapi, jika menyebut perusahaan, kita pasti menyebut Apple. Jika menyebut nama, siapa lagi nama yang akan kita sebut kalau bukan Steve Jobs.

Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang Steve Jobs, saya sarankan Anda membaca biografi tulisan Walter Isaacson ini. Buku ini ekslusif karena Steve Jobs sendiri yang meminta Walter untuk menulisnya. Hal ini memudahkan Walter untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan lewat beberapa wawancara dan diskusi langsung. Namun, buku ini bukan berarti milik Jobs. Jobs meminta Walter untuk menulis apa adanya, tanpa merasa terbebani untuk menulis yang baik-baik saja. Untuk mendapatkan data yang berimbang Walter melengkapinya dengan wawancara ke sejumlah tokoh, teman bahkan musuh Jobs.

Cita-cita Steve Jobs, seperti yang ditulisnya sendiri, adalah mendirikan perusahaan yang sukses dan mampu bertahan lama tempat berkumpulnya orang-orang terbaik menghasilkan produk-produk yang hebat. Perusahaan itu adalah Apple yang didirikan Jobs bersama Steve Wozniak dan Ronald Wayne tahun 1976, lalu menjadi perusahaan terbuka pada tahun 1977. Selama masa-masa awal, Apple menghasilkan produk-produk seperi Apple I, Apple II, Lisa dan Macintosh.

Pada tahun 1985 Jobs meninggalkan Apple akibat perselisihannya dengan Sculley (presiden direktur Apple saat itu) dan jajaran direktur lainnya. Setelah itu Jobs mendirikan perusahaan komputer NeXT, meski bisa dikatakan tidak begitu sukses. Akuisisinya terhadap devisi grafis komputer Lucasfilm yang kemudian berubah nama menjadi Pixar adalah keputusan yang tepat. Kolaborasinya bersama Ed Catmull dan John Lasseter menjadikan Pixar sebagai perusahaan pembuat film-film animasi terkemuka. Jika kita pernah menonton Toy Story, A Bug’s Life, Monster Inc., Finding Nemo, The Incredibles, Cars, Ratatouille, WALL-E, Up, itu adalah di antara karya-karya sukses Pixar. Pada tahun 2006 Pixar dibeli oleh Disney lewat kesepakatan yang saling menguntungkan.

Keberhasilannya di Pixar menunjukkan semangat dan kreativitas Steve Jobs yang tidak pernah mati. Dan yang lebih mencengangkan adalah prestasinya sejak ia kembali bergabung dengan Apple pada tahun 1997 sebagai penasehat, lalu tahun 2000 sebagai CEO. Kembalinya Jobs berhasil mengangkat Apple dari ambang kebangkrutan menjadi perusahaan yang bernilai tinggi lewat serangkaian produk-produk inovatif seperti iMac, Macintosh generasi baru, Apple Store, iPod, iTunes, iPhone, dan iPad.  Hebatnya, produk-produk tersebut dihasilkan hanya dalam waktu kurang lebih satu dekade. Kehadiran Jobs memberi gairah baru dalam dunia bisnis dan teknologi. Presentasinya yang khas dalam memperkenalkan produk-produk baru Apple selalu ditunggu. Karena prestasinya tersebut, Jobs dinilai sebagai salah satu CEO tersukses sepanjang sejarah. Menurut Walter Isaacson, bahkan Steve Jobs layak disandingkan dengan Thomas Alfa Edison dan Henry Ford.

Steve Jobs lahir pada tahun 1955. Tahun tersebut juga menandai kelahiran seorang genius yang lain sekaligus kompetitor Jobs, Bill Gates.  Ibu kandung Jobs, Joanne Sieble, adalah keturunan Jerman, sedangkan ayahnya, Abdulfattah Jandali dari Suriah. Selanjutnya Jobs diadopsi oleh pasangan Paul dan Clara Jobs.

Jobs kecewa saat mengetahui bahwa ayah kandungnya sendiri telah meninggalkannya. Tapi hal itu tak pernah membuat hidupnya terbebani. Kecintaannya pada teknologi, komputer dan seni justru mengantarnya pada pencapaian karir yang luar biasa. Jobs adalah seorang perfeksionis sejati yang terobsesi dengan produk-produk yang hebat. Ia memberi perhatian lebih pada detail-detail yang tidak semua orang bisa melihatnya sebaik Jobs. Bahkan dia tidak sungkan-sungkan untuk mengatakan “sampah” terhadap hasil kerja orang lain jika menurutnya produk itu tidak sehebat dalam gambarannya. Bentuk lain dari sikapnya adalah apa yang oleh rekan-rekan kerjanya menyebutnya sebagai “distorsi realitas lapangan”. Sikapnya yang keras dan ngotot tersebut dalam beberapa kesempatan berhasil mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin untuk dikerjakan.

Dalam hal desain Jobs menyukai kederhanaan. Sederhana berarti  memahami esensi suatu produk supaya dapat menghilangkan hal-hal yang tidak penting. Selain sederhana, produk Apple juga terlihat sangat elegan, tertutup (bandingkan Macintosh dengan Windows), dan terintegrasi. Hal demikian dimaksudkan untuk memberikan pengalaman tersendiri kepada pengguna saat menggunakan produk Apple, meski sebagian mengkritik Apple terlalu membatasi dan memegang kendali. User experience memang menjadi salah satu senjata andalan  Apple untuk memenangkan pelanggannya, hal yang belakangan menjadi bahan perselisihan, dengan Google dan Samsung misalnya.

Dibalik karirnya yang cemerlang, Steve Jobs juga memiliki cerita yang lain. Saat muda Steve Jobs biasa mengonsumsi narkotika jenis LSD. Selain itu Jobs dikenal sebagai seorang vegetarian dan melakukan diet yang ketat. Gaya hidupnya layaknya seorang hippie. Yang disayangkan, seperti yang dilakukan ayah kandungnya kepadanya dan Ibunya, Jobs meninggalkan kekasihnya, Chrisann Brennan saat hamil dan melahirkan anaknya yang diberi nama Lisa. Jobs kemudian beberapa kali menjalin hubungan dengan wanita tetapi selalu kandas sebelum akhirnya menikah dengan Laurene Powell. Dari pernikahannya tersebut mereka dikaruniai anak: Reed, Erin dan Eve.

Selama menjalankan aktivitasnya di Apple, Steve Jobs juga berjuang dengan penyakitnya. Awalnya,pada tahun 2003 gangguan pankreasnya terdeteksi. Lalu pada tahun 2008 diketahui kankernya telah menyebar. Dan puncaknya pada tahun 2011. Kondisi kesehatannya menurun drastis sampai akhirnya waktu perpisahan tiba. Steve Jobs meninggal pada usia 56 tahun, meninggalkan keluarga dan warisan pencapaian yang dilanjutkan oleh generasi setelahnya.

Warisan yang tidak kalah pentingnya adalah inspirasi. Di antaranya, bisa kita dapatkan dari 3 cerita yang disampaikan Jobs dalam pidatonya pada acara wisuda Stanford University, Oktober 2003. Pertama, tentang keluarnya Jobs dari Reed College,

“Saya bisa berhenti mengambil mata kuliah yang tidak menarik bagi saya, dan mulai menghadiri mata kuliah yang kelihatannya jauh lebih menarik.”

Kedua, tentang pemecatannya dari Apple dan itu baik baginya,

“Beratnya menjadi sukses digantikan oleh ringannya menjadi pemula lagi karena pemula berarti tak punya beban.”

Inspirasi berikutnya dari cerita ketiga, tentang diagnosis kanker pankreasnya,

“Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah alat terpenting yang pernah saya temukan untuk membantu mengambil keputusan besar dalam hidup. Sebab, hampir segalanya—segenap harapan eksternal, kesombongan, perasaan takut, malu atau gagal—semua hal itu menjadi tidak relevan di hadapan kematian yang hanya menyisakan hal-hal yang sungguh penting. Mengingat bahwa Anda akan mati adalah cara terbaik yang saya ketahui untuk menghindari perangkap berupa ketakutan akan kehilangan sesuatu. Anda sudah telanjang. Tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.”

Menarik, menyimak kisah tentang Steve Jobs. Ada banyak inspirasi yang kita dapatkan. Kira-kira apa lagi ya? Saya sudah menyampaikannya. Sekarang, giliran Anda. (sam)

Judul : Jalan-Jalan: Lombok, Enaknya ke Mana?

Penulis : Yusak Anshori, Adi Kusrianto

Penerbit : PT. Elex Media Komputindo,  Jakarta

Cetakan : I (Pertama), 2011

Tebal : xiii + 271

Sebelum ke Pulau Lombok, saya sarankan Anda untuk membaca buku ini. Atau, kalaupun sudah terlanjur di Lombok dan perlu referensi mengenai wisata di Lombok, saya sarankan juga Anda membaca buku ini. Anda bisa mencoba mencarinya di Toko Buku Kharisma dan Bookland di Mataram Mall, Cakranegara. Atau Toko Buku Airlangga di Jalan Airlangga, Mataram.

Maksud saya, agar Anda tidak buta mengenai rencana liburan Anda. Selama ini orang mungkin masih menganggap Lombok berarti Senggigi atau Gili Trawangan. Padahal masih banyak lagi yang menarik dari Lombok. Bisa-bisa Anda melewatkannya. Orang bule saja ke mana-mana bawa Lonely Planet, jangan mau kalah dengan mereka. Hehehe..kita punya buku ini.

Lombok, menurut saya Pulau yang diberkahi dengan kesuburan tanah dan keindahan alam yang menakjubkan. Lombok juga memiliki kekayaan budaya yang khas. Inilah yang menjadi daya tarik para wisatawan baik domestik maupun mancanegara datang ke sini. Seperti Bali. Bahkan banyak yang mengatakan kalau Lombok lebih indah dari Bali.

Lombok menawarkan wisata pantai seperti Senggigi, Sira. Ada juga pantai Kuta yang khas dengan pasirnya yang berwarna cerah dan berbentuk bulat-bulat kecil seperti merica. Di sini suasananya lebih tenang daripada Senggigi dan Gili Trawangan. Dalam perjalanan menuju pantai Kuta anda bisa singgah di Dukuh Sade, kampung tradisional suku Sasak. Bentuk bangunannya khas dan uniknya, lantainya terbuat dari campuran tanah liat, getah pohon, abu jerami, dan kotoran kerbau. Merawat lantainya pun menggunakan kotoran kerbau. Aneh kan?

Gili Trawangan By Zilla Adzillah

Tiga gili (bahasa lombok, gili artinya pulau): Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan. Yang paling terkenal adalah Gili Trawangan. Pantainya berwarna putih bersih, lautnya biru dan udaranya segar. Anda bisa mengeksplorasinya dengan sekedar jalan-jalan, naik sepeda atau cidomo (tidak ada motor atau mobil untuk menjaga kualitas udara), diving, snorkeling, naik glass bottomed boat, dan lain-lain. Bagi penggemar fotografi ini adalah tempat yang sempurna untuk mendapatkan gambar dengan gradasi  warna alami yang indah. Masih ada satu gili lagi yang sering dikunjungi yaitu Gili Nanggu, sebuah pulau pribadi yang tenang dan asri dekat pelabuhan Lembar. Karena suasananya tersebut, biasanya tempat ini menjadi favorit bagi pasangan yang berbulan madu.

Salah satu anugerah alam terbesar bagi Lombok adalah gunung Rinjani. Gunung Rinjani dengan alamnya yang masih terjaga mempunyai peranan besar dalam menyediakan kebutuhan air untuk pertanian dan air minum bagi masyarakat Lombok. Ada banyak titik-titik mata air di sekitar Rinjani. Tetapi yang banyak dikunjungi adalah air terjunnya. Di sekitar Rinjani terdapat paling tidak 9 air terjun : Sendang Gila, Tiu Kelep, Tete Batu, Tiu Pupus, Betara Lenjang, Kokok Putih, Otak Kokok, Jeruk Manis, dan Mayung Putik.

Dan, rasanya tak ada yang lebih menarik untuk menikmati Rinjani selain dengan mendaki sampai puncaknya. Dengan tinggi 3.726 m dpl menjadikannya gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia. Rekor tersebut tentu menjadi tantangan bagi penggemar mounteneering, apalagi ditambah keindahan alamnya yang memukau. Di antara semua jalur pendakian, jalur Senaru dan Sembalun yang paling populer. Di Rinjani pendaki bisa menikmati Segara Anak, Air Kalak (Air Panas), Gua Susu, dan Gunung Barujari di sebelah Segara Anak.

Lombok juga terkenal dengan wisata kulinernya. Ciri masakannya adalah rasanya yang pedas. Mungkin karena itulah dinamakan Lombok (Lombok kan rasanya pedas). Lombok sudah lama terkenal dengan ayam bakar Taliwang dan plecing kangkungnya. Dalam satu kesempatan, saya terkesan dengan sajian makan dengan sate ikan di sebuah keluarga di Selong, Lotim (thanks Rahman) dan ikan Pes khas Bima (masakan Bima tidak digoreng atau menggunakan minyak, biasanya dibakar) di Gunungsari (thanks Lana, Mamamu memang jago masak, hehehe..).

Pasukan pulang membawa rampasan perang. Wisatawan pulang membawa kenang-kenangan.  Jika Anda tertarik dengan kaos souvenir Lombok dengan harga miring, Anda bisa berbelanja di Jl. Cilinaya Kr. Jangkong Cakranegara. Untuk mutiara khas Lombok Anda bisa mencarinya di pusatnya di Sekarbela. Saat ini Anda juga bisa memanfaatkan pemesanan online−saya sarankan Anda membuka situs pusatmutiara.com. Lombok juga terkenal dengan kain tenun khasnya, berpusat di Desa Sukarara. Selain itu ada gerabah Banyumelek, pusat kerajinan Rungkang, Sindu dan Aksari, dan Kamasan yang mungkin perlu Anda kunjungi.

Saya belum bercerita semuanya tentang Lombok dari buku ini. Di dalamnya Anda akan menemukan begitu banyak informasi termasuk transportasi, hotel dan tarifnya serta alternatif objek wisata yang bisa Anda kunjungi. Jangan bingung. Anda tidak harus menikmati semuanya. Yang perlu Anda lakukan adalah membuat pilihan. Selamat menikmati jalan-jalan dan liburan Anda. Semoga berkesan dan menyenangkan.(sam)

Judul : Ilmuwan-ilmuwan Muslim, Pelopor Hebat di Bidang Sains Modern

Penulis : Ehsan Masood

Penerbit : Gramedia

“Bila ada banyak kesalahpahaman di dunia barat tentang hakikat Islam, maka banyak juga ketidaktahuan tentang utang kebudayaan dan peradaban kita kepada dunia Islam. Saya rasa ini adalah kegagalan yang berakar dari ditutupinya sejarah yang kita warisi selama ini.” (Pangeran Charles dalam pidatonya di Oxford University, 27 Oktober 1993)

 Tak adil rasanya membicarakan keberhasilan perkembangan ilmu pengetahuan dunia tanpa membicarakan kemajuan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Bukan hanya masalah keberpihakan ideologis, tetapi kenyataannya memang demikian, sejarah pun mencatat bahwa Islam pernah menjadi pemimpin dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia.

Fakta-fakta itu diantaranya dapat kita jumpai–dan akan semakin tampak jelas–dalam buku yang ditulis oleh Ehsan Masood yang berjudul Science and Islam, A History. Buku ini kemudian dalam edisi Indonesia diterbitkan oleh Gramedia dengan judul Ilmuwan-ilmuwan Muslim, Pelopor Hebat di Bidang Sains Modern.

Suguhan awal buku ini menarik, karena mula-mula penulis membicarakan tema yang provokatif : mitos Zaman Kegelapan. Bahasan ini mengungkap kebohongan yang berasal dari dunia barat dan menyebar ke seluruh dunia, yang mungkin sengaja dikeluarkan oleh pihak-pihak tertentu, mengingat perdebatan yang intens antara Barat dan Islam bukan hanya menyangkut masalah ilmu pengetahuan dan teknologinya saja, dibalik itu ada masalah yang lebih politis yaitu masalah agama yang melatarbelakanginya.

Zaman Kegelapan.  Mitos ini bermula pada tahun 410 ketika Alaric, raja Jerman dari suku Visigoth menyerbu dan menghancurkan Roma dalam tiga hari. Enam puluh enam tahun kemudian, kaisar Romawi Barat terakhir, Romulus Augustus digulingkan dan kekaisaran akhirnya dipindah ke Konstantinopel. Bersamaan dengan itu dunia barat tenggelam dalam masa tanpa ilmu, sastra, bahkan kehidupan yang beradab yang disebut sebagai zaman kegelapan. 1000 tahun kemudian berakhirlah zaman kegelapan itu dengan ditemukannya kembali ilmu pengetahuan, periode yang disebut Renaissance. Begitulah mitosnya.

Masalahnya, mitos tersebut cuma mitos. Pengakuan terhadap kebenaran mitos itu seakan-akan menutupi fakta sejarah bahwa sebenarnya pada masa-masa itu perkembangan ilmu pengetahuan tidaklah berhenti seekstrem yang digambarkan, bahkan di dunia barat sendiri. Hanya jumlah dan perkembangannya memang sedikit. Investigasi yang objektif membuktikan bahwa pada masa-masa itu ilmu pengetahuan justru bergeser dan berkembang pesat di dunia Islam. Ini terjadi dalam rentang waktu 800 tahun mulai abad ke-8 sampai abad ke-16.

Fakta kedua yang ditutupi dengan mitos zaman kegelapan adalah bahwa dunia barat sebenarnya berhutang pada dunia Islam. Bagaimana bisa ditutupi, mengingat begitu banyak penemuan-penemuan berharga yang ditemukan oleh ilmuwan-ilmuwan islam yang dunia barat pun ikut menikmati hasilnya dan berpengaruh pada perkembangan ilmu pengetahuannya.

Dengan kekuatan kolonialisme dan imperialisme tampaknya dunia barat efektif mengekspor ide ini ke negara-negara yang dijajahnya. Sampai saat ini, di Inggris, pendidikan mengajarkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan melompat dari zaman Euklides, Aristoteles, dan Archimedes ke kelahiran sains pada abad ke-16 dan 17 ketika Galileo menantang gereja Katholik bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari. Diikuti penemuan oleh generasi William Harvey, Isaac Newton, Robert Boyle, Faraday dan seterusnya, sampai pada kemajuan dramatis sains modern. Kalaupun ada ilmuwan Islam yang disebut, maka itupun jumlahnya sedikit dan terkesan sebagai pelengkap saja. Gambaran yang kurang lebih sama kita dapatkan dalam pendidikan di negeri kita. Kan?

Mungkin nama-nama mereka memang jarang kita dengar, tetapi ketika kita belajar lebih dalam, kita dapat menyimpulkan bahwa mereka tak sekedar ada, mereka adalah yang terbaik! Dalam bahasa yang lebih heroik, mereka adalah pelopor dan yang terhebat di zamannya. Ibnu al-Nafis telah menemukan sirkulasi paru-paru, peredaran darah melalui paru-paru pada abad ke-13. Abbas bin Firnas menemukan teori penerbangan dan diyakini telah melakukan percobaan penerbangan yang sukses, enam abad sebelum penemuan ornitopter oleh Leonardo. Jabir bin Hayyan (Geber) adalah salah satu peletak dasar ilmu kimia sekitar 900 tahun sebelum Boyle. Menurut George Saliba dari Columbia University, Nicolaus Copernicus menggunakan hasil penemuan ilmuwan Islam dalam bidang astronomi untuk teorinya bahwa bumi mengelilingi matahari. Di barisan terdepan ilmuwan matematika ada nama Musa Al-Khawarizmi yang dengan penemuannya kita mengenal aljabar (berasal dari judul bukunya, al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa’l muqabala) dan algoritma (berdasarkan judul bukunya dalam bahasa latin, Algoritmi de numero indorum). Masih ada Umar Khayyam, selain sebagai seorang penyair dia adalah ilmuwan yang memberikan solusi perhitungan majemuk. Ilmu optik dan cahaya dibangun oleh Hassan al-Haitsam (Alhazen) di abad ke -11. Seorang isinyur Turki abad ke-13, Al-Jazari,  telah memperkenalkan engkol, poros, piston dan gerakan bolak-balik. Tiga bersaudara Bani Musa juga membuat mesin tipuan yang membuat orang tercengang. Selain itu ada al-Razi, Ibnu Sina, al-Zahrawi, Ibrahim al-Fazari, Ibnu ridwan, Maslama al-Majriti, Al-Thusi, dan masih banyak lagi.

Ada banyak ahli, penelitian, dan penemuan hebat sepanjang masa-masa Islam dibawah kekhalifahan Abbasiyah sampai Utsmaniyah. Kalau kita perhatikan dibalik kekhalifahan yang kuat dan berpengaruh itu didalamnya juga terdapat pengembangan ilmu pengetahuan yang pesat, bersamaan dengan keberhasilan mengelola kekayaan dan kesejahteraan yang melimpah. Maka semakin tampak jelas polanya, siapapun itu, baik perorangan, kelompok, lembaga, atau negara, jika ingin kuat dan berpengaruh maka harus menguasai dua hal : ilmu (termasuk ilmu pengetahuan) dan ekonomi.

Nabi Muhammad Saw sendiri memotivasi ummatnya dalam dua hal itu.  Dari Ibnu Mas’ud ra. Dia berkata: “Rasulullah saw bersabda: tidak boleh hasud (iri) melainkan dalam dua hal; seseorang yang diberi harta oleh Allah, maka ia habiskan dalam kebenaran (al-haq), dan seseorang yang diberi ilmu oleh Allah kemudian ia memutuskan perkara dengannya serta mengajarkannya.” (HR. Bukhari-Muslim)

Dalam perjalanan sejarah yang panjang itu kita memang menjumpai adanya paradoks seperti munculnya paham muktazilah, sampai puncaknya ketika Khalifah Al-Ma’mun menghukum Ahmad bin Hanbal karena menolak mengakui bahwa Al-Qur’an adalah makhluq, bukan firman Allah. Atau adanya polemik antara ulama dan pemikir misalnya ketika Abu Hamid al-Ghazali menulis Tahafut al-Falasifah (kerancuan para filsuf) yang kemudian dibalas oleh Ibnu Rusyd dengan Tahafut al-Tahafut (rancunya kerancuan). Seharusnya ini tidak membuat umat Islam mengalami kebingungan dan trauma. Justru sebaliknya, hendaknya hal ini dimaknai sebagai sebuah pelajaran, bahwa ilmu pengetahuan harus digunakan sebagai sarana untuk mengelola sumber daya, mewujudkan kesejahteraan, memberi kemanfaatan, dan yang paling esensi, ilmu pengetahuan adalah sarana agar semakin baiknya pengabdian (ibadah) seorang hamba kepada-Nya. (sam)

Judul : The Lone Samurai, Kehidupan Miyamoto Musashi

Penulis : William Scott Wilson

Penerbit : Gramedia

Tahun : 2006

Buka-buka file lama, saya menemukan catatan singkat mengenai buku biografi Musashi. Sebenarnya saya ingin membaca novelnya, “Musashi” yang ditulis oleh Eiji Yoshikawa. “Musashi” adalah sebuah novel epik yang tebal. Dan mahal−waktu itu, untuk ukuran kantong mahasiswa. Sebagai alternatifnya, saya menemukan versi biografinya yang ditulis William Scott Wilson.

Menurut saya, isinya bagus sekali, bercerita tentang kehidupan ahli pedang yang paling disegani dalam sejarah Jepang. Dan, selain berbagi semangat juang, beberapa pesan-pesannya yang sarat makna masih relevan hingga saat ini.

Yang unik Musashi pernah menulis, “Jika sampai pada cinta, jangan menulis puisi.” Meskipun terdengar aneh, ungkapan ini adalah salah satu favorit saya. Kata-kata itu sekaligus menggambarkan diri Musashi : aneh, kontroversial, tapi ahli.

Musashi melatih intuisinya pada tingkat sedemikian rupa sehingga ia tidak mengandalkan teknik dan senjata. Penggunaan teknik dan senjata memang menjadi ciri khas aliran perguruan beladiri yang berkembang pada saat itu, tetapi di hadapan intuisi Musashi teknik dan senjata seperti takluk dengan cara yang indah.

“Yang dibangun oleh Musashi dengan masa hidupnya sepanjang enam puluh satu tahun adalah sebuah legenda dan idealisme bagi bangsa Jepang−yang tidak ada padanannya dalam dunia barat…Semua itu terlepas dari fakta bahwa Musashi tidak pernah dengan sengaja berusaha mengubah sejarah ataupun mempengaruhi kebudayaan tersebut…” (William Scott Wilson)

“The Lone Samurai adalah biografi monumental Miyamoto Musashi, tokoh Jepang legendaris yang termasyhur sebagai master pedang, pencari kesempurnaan spiritual, dan penulis kitab lima lingkaran. Gambaran memukau seorang pemberani bertekad baja muncul di halaman-halaman buku ini..” (Gramedia)

Saya yakin bahwa setiap pejuang mempunyai kisahnya sendiri. Saya yakin, termasuk kita. Selamat membaca. (sam)

Buku Asli

Judul : Syabab Hawl al-Rasul

Pengarang : Fathi Fawzi Abd al-Mu’thi

Penerbit : Al-Andalus al Jadidah, Kairo:1430 H/2009 M

Buku Terjemahan

Judul : Sahabat Remaja Nabi

Penerjemah : Asy’ri Khatib

Penerbit : Zaman, Jakarta Timur Raya, 2011

Hal : 385 hal + 3 hal iklan + cover

 Teladan Kaum Muda

“Berikan aku sepuluh pemuda maka akan ku ubah dunia” (Ir. Soekarno)

“Satu orang tua hanya bisa bermimpi satu pemuda bisa merubah segalanya” (taujih)

“Sumber daya yang tidak pernah habis adalah pemuda” (M. Natsir)

Perubahan tidak akan pernah lepas dari pemuda. Keyakinan Ir. Soekarno untuk memplokamirkan kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari semangat juang pemuda Indonesia kala itu. Bertindak dengan semangat perubahan. Dan tentunya demi perubahan yang lebih baik. Masa depan bangsa ini tak kan lepas pula dari peran pemuda Indonesia saat ini. Untuk itulah semangat juang pemuda harus ada pegangan dan koridornya dalam bergerak. Tidak hanya bisa bermodal semangat namun perlu dengan akhlak yang baik (akhlakul karimah). Buku yang diakrang oleh Fathi Fawzi Abd al-Mu’thi ini, memberikan makna perjuangan pemuda yang sesungguhnya demi Negara dan agamanya.

Ali bin abi tholib salah satu kader bentukan Rosululah yang juga sempat menjadi salah satu pemimpin umat muslim (Khalifaur Rosidin). Kiprahnya dalam penyebaran islam tidak perlu dipertanyakan lagi. Didikan sejak kecil langsung dari Rosulullah dan kepadanya pula Rosulullah menyerahkan putri kesayangannya, Fatimah az Zahra, yang dari mereka lahir punggawa-punggawa surga (Hasan dan Husein). Ali bin abi Tholib salah satu dari sepuluh orang yang dijanjikan surga atas dirinya. Islam juga telah memiliki kader handal dalam hukum Halal dan Haram dari kalangan pemudanya, Mu’adz bin Jabal. Rosulullah pernah bersabda tentang dirinya, “Petiklah Al-Quran dari empat orang: Abdullah bin Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, Mu’azd bin Jabal, dan Salim, budak Abu Hudzaifah.”

Dalam buku terjemahan ini, Sahabat Remaja Nabi. Banyak hal yang bisa dipetik, kader remaja Rosulullah tumbuh menjadi manusia mulia dikalangan umat islam. Tidak hanya semangat mudanya yang berkobar namun juga semangat juang tinggi dalam ilmu dan perjuangan islam. Banyak keistimewaan dari setiap kader di sekolah Rosulullah ini. Salah satu ulama yang sangat terkenal dalam hal perawi hadis adalah Anas Bin Malik, terdidik di sekolah Rosulullah sejak umurnya sepuluh tahun, menjadi pelayan setia Rosulullah. Saat meninggal, para ulama berkata, “Hari ini telah berlalu separuh ilmu”. Ini bukti akan keluasan ilmu yang dimilikinya.

Inilah pemuda di jaman Rosulullah di tempa dalam didikan Rosul, sehingga menjadi pemuda yang gagah dan penuh dengan sarat. Banyak tokoh pemuda didikan Rosulullah yang bisa diambil pelajaran untuk kaum muda yang mengaku ingin menjadi perubah dunia ini, rela berkorban demi kejayaan islam tumbuh di negeri ini. Habib bin Zaid merelakan nyawanya untuk menyeru Musailamah si pembohong untuk bertaubat; Usamah bin Zaid yang gagah berani di barisan pertama pasukan perang, megibarkan bendera islam; Zaid bin Tsabit dengan kecerdikan dan ahli dalam ilmu faraid, dan masih banyak kader remaja Rosulullah lainnya yang bisa dijadikan acuan.

Secara bahasa buku ini mudah dipahami dan diberi penjelasan disetiap tokoh yang disebutkan, hal ini akan menambah pengetahuan kita terkait tokoh islam yang pernah hidup di zamannya. Banyak wawasan yang bisa diambil serta banyak cerita yang baru bisa didapat dengan membaca buku ini. Buku yang di terbitkan di Kairo ini, diharapkan bisa memberi acuan dalam pergerakan pemuda Islam yang mengaku ingin merubah bangsanya menjadi lebih baik. (rin)

Daftarkan email Anda untuk berlangganan artikel terbaru dari Rumah Baca Cendekia

Join 26 other subscribers

Resensi Yang Lain

Kunjungan

  • 41,554 kali